Get Study
the way how to get a simple study
Google
 
Web http://getstudy.blogspot.com

Saatnya Komitmen Terjejak Lebih Dalam

Labels:


Akhir tahun tak lama lagi terjelang. Pergantian tahun pun niscaya akan terlewati. Namun sebelum itu, tahun 2006 menjadi saat dari sekian banyak momen yang layak untuk dikenang dan disikapi secara positif. Mitra Perubahan Bank Indonesia dalam upaya untuk membuat perubahan dalam sikap dan cara pandang pegawai dalam bekerja dan berinteraksi untuk mencapai sasaran strategi yang telah ditentukan, ingin menyebarkan peranannya dan menumbuh kembangkan inspirasi yang selama ini terpendam dalam pikiran kita yang selama ini mungkin terjebak dalam lingkungannya yang cenderung aman dan nyaman (comfort zone).
Tahun 2006 Kantor Bank Indonesia (KBI) Makassar telah memberikan banyak kejutan dalam hal budaya kerja . Bukan itu saja, sejak naiknya status KBI Makassar dari kelas II menjadi kelas I, kesan mencuat dan fenomenal relatif melekat bagi KBI Makassar sebagai KBI di wilayah Indonesia Timur yang mencoba berperan jauh lebih aktif. Menjadikan Koordinator wilayah Indonesia bagian Timur ini layaknya peserta balap yang melesat begitu cepat mendahului pesaingnya dan percaya diri padahal cenderung tidak pernah dijagokan sebelumnya.
Perbaikan dan peningkatan kinerja secara simultan dan kontinyu aktif dilakukan. Pencarian karakter Bank Indonesia Makassar yang sesungguhnya terutama dalam hal budaya kerja terus digali tiada lelah. Tahun 2006, dicanangkannya sebagai tahun integritas yang mengutamakan kejujuran, komitmen dan konsistensi, pada prosesnya membuat pegawai untuk saling mengingatkan dan memacu lebih dan lebih untuk pemahaman akan pentingnya arti dari sosok pegawai Bank Indonesia yang lebih membumi. Untuk selalu melihat ke atas dalam hal ilmu pengetahuan dan tehnologi. Melihat ke bawah kepada mereka yang tidak bernasib sebaik kita. Keduanya berimbas positif agar kita dapat berbuat, belajar dan bekerja lebih dan lebih baik lagi. Dan agar kita dapat bekerja dengan ikhlas dan sungguh-sungguh karena Bank Indonesia telah memberikan begitu banyak kepada kita. Tak hanya materi, tetapi juga kekayaan ilmu dan interaksi sosial yang sulit dicari dalam organisasi /perusahaan lain. Apabila hal tersebut telah kita jalankan, kita akan selalu memberi yang terbaik kepada organisasi kita ini. Inilah tugas dari Mitra komitmen untuk berperan lebih jauh.
Telah banyak yang telah kita lakukan. Mitra Perubahan terus mengingatkan, mendukung serta memfasilitasi agar pegawai dapat lebih berkembang dan mengeksplorasi kelebihan diri yang tak pernah tergali sebelumnya. Pondasi dan landasan berpijak telah siap untuk menopang. Kesepakatan Imperial, Kesepakatan Quality, pertemuan Malino I dan II, team building dan outward bound activities dan berbagai pertemuan serta pelatihan telah kita jalani dan memotivasi diri untuk coba menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari. Code of Conduct dan Esprite De Corps, nilai-nilai pemurni yang telah siap mendukung kita untuk mengejawantahkan visi dan misi Bank Indonesia. Lalu, apakah kita sudah puas? Belum. Apakah masih ada yang kurang? Ya, ada.
₪₪₪₪₪₪₪

Di suatu waktu, Mekkah, di jaman Rasulullah SAW.
Kala itu Islam dalam masa keemasannya. Telah tersebar nilai kedamaian itu sampai benua asia dan Eropa. Arab menjadi negeri yang damai dan makmur. Begitu pula dengan tanah jajahan. Keadilan ditegakkan dan perdagangan menjadi marak karena kondisi negeri yang kondusif. Zakat menyebar dan merata dari yang berkelebihan kepada para fakir miskin. Kekayaan, hasil bumi dan perdagangan serta rampasan perang menjadi suatu pemudah dalam prosesnya menuju kemaslahan umat.
Pada suatu kesempatan berkumpullah beliau bersama sahabat-sahabat terdekat dan pengurus pemerintahan pada saat itu untuk membicarakan masalah yang menyangkut rakyat dan kelangsungan pemerintahan tanah arab pada masa-masa yang akan datang. Kesimpulannya, arab dan keislaman berada pada puncak kejayaannya. Keberhasilan yang absolut. Para sahabat pun bersorak gembira. Mereka berkata, “Ini saat-saat kemenangan kita. Saat yang ditunggu-tunggu. Akhirnya perjuangan kita tak sia-sia.” Dan segala ungkapan dan pernyataan kegembiraan terlontar karena berita ini.
Namun tak dinyana, rasulullah menangis. Beliau terlihat begitu sedih.
Para sahabat berhenti berbicara. Mereka kaget dan terheran-heran akibat ekspresi yang ditunjukkan oleh kekasih Allah SWT itu. Perlahan-lahan mereka mendekat dan bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa dirimu menangis. Bukankah seharusnya kita gembira dan bersyukur dengan berita ini dan menunjukkan bahwa apa yang kau katakan benar dan tindakan mu menunjukkan itu.” Lalu Rasullullah menjawab, “Apakah kalian pernah naik ke atas bukit? Apakah kalian pernah sampai ke puncaknya? Setelah kalian tiba di Puncak, apakah yang akan kalian lakukan? Apakah sesudah puncak itu?”
Sahabat terpaku. Sahabat terdiam. Mereka menjawab,”Kami akan menuruninya ya Rasulullah. Kami akan berjalan turun.” Dan mereka pun tersadar.

Rasulullah telah menyadari hal tersebut berabad-abad yang lalu. Bahwa sudah sifat manusia bereaksi relatif pro terhadap kecenderungan keadaan dan begitu sulit untuk mempertahankan sesuatu agar tetap berada di puncak tanpa harus menurun seperti titik atas pada kurva parabola positif.. Dan alangkah sulitnya mempertahankan keberhasilan itu. Oleh sebab itu terinspirasi kisah di atas, bagaimanapun kita harus belajar untuk tetap menjadi yang terbaik.
Dilihat dari fase peningkatan kualitas dan kuantitas kinerja pegawai Bank Indonesia yang dalam proses menjadi organisasi yang berbasis pengetahuan (learning organization), secara ringkas kita pegawai KBI Makassar dalam proses pembelajaran 3 gelombang. Trilogi ini terbagi atas 3 tahap. Yang pertama, yaitu tahap berkonsentrasi pada peningkatan proses kerja (improve work process). Dalam tahap ini kita bergerak maju lebih cepat dengan mengemban visi, misi dan tugas pokok yang dinavigasi oleh pola MOSAIC yang dianut oleh KBI Makassar, semangat Esprite De Corps dan kemudi Code of Conduct, untuk mengatasi hambatan dan batasan yang mungkin dan akan timbul, dilandasi oleh integritas pegawai yang berkualitas dan kreatif. Agar kita dapat terbang lebih tinggi namun tak lupa dengan bumi dimana kita berpijak.
Tahap yang kedua, tahap dimana bekerja cepat, tepat, efektif dan efisien telah menjadi sebuah kebiasaan dalam bekerja. Dan selanjutnya lebih memfokuskan pada peningkatan mengenai bagaimana cara bekerja (improve how to work). Fase ini banyak berkutat pada improvisasi cara berpikir dan pembelajaran mengenai masalah–masalah sistem yang dinamis, kompleks, dan mengandung konflik. Pada saat inilah diperlukan strategi untuk mencapai sasaran, ysng mana sasaran tersebut telah terpola dalam siklus budaya kerja yang di dalammya telah mengenal konsep TQM, Kaizen, 3K dan lain-lainnya
Pada gelombang ketiga, konsep pembelajaran benar–benar tertanam dalam organisasi sebagai cara pandang dan berpikir para pimpinan dan juga para pegawai KBI Makassar yang pada akhirnya akan melahirkan sebuah rangkaian kode etik, prinsip dalam bersikap, berperilaku dan bekerja.
Dan terakhir, dan sepatutnya diingat, bahwa untuk menjadi yang terbaik butuh usaha terus menerus. Kita hidup dalam dunia yang terus berubah. Dunia yang terus menuntut kesempurnaan. Kesempurnaan akan produk dan jasa. Kesempurnaan akan kesan dan kenyamanan hidup. Kenyamanan akan pelayanan. Pelayanan yang terbaik saat ini akan menjadi sesuatu yang biasa beberapa tahun mendatang.
Oleh sebab itu, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus terus memberikan yang terbaik. Dengan cara melakukan pengembangan diri dan produk terus menerus. Tidak hanya kita pegawai yang harus terpaksa menerima menjadi sebuah simbol kemajuan dan perubahan, tetapi semua tingkat atasan dan pimpinan harus konsekuensi dengan hal tersebut. Ingat, perilaku, tindakan dan ucapan pimpinan adalah perkara yang strategis. Mereka ditiru, diikuti dan dibela bawahannya. Bila hal tersebut tidak tercapai, tidak akan ada persamaan persepsi dan pola pikir kolektif sehingga budaya kerja itu tidak akan terkatakan dalam satu tindakan dan ucapan. Demi satu tujuan, final destination, pelayanan yang prima.
Dan merupakan sesuatu yang lazim dan bahkan suatu keharusan bahwa akan ada kesepakatan aryaduta yang lain. Kesepakan Quality berikutnya. Dan pertemuan Malino-Malino lainnya yang lebih ’dahsyat’ serta pelatihan-pelatihan yang lebih ’hi-tech’. Untuk pengetahuan dan kematangan diri yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, jangan tanggung-tanggung!
~~~~~~~~~
Sekarang, berada di manakah kita? Dalam tahap mana kita berada?
Karena masalahnya, jika kita telah sebegitu efektif, sebegitu mapan dalam berfikir, tentu sebelumnya kita telah berkomitmen kepada organisasi kita untuk :
1. Menerima terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi
2. Bersedia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi, kalau perlu
3. Mengorbankan kepentingan pribadi tanpa mengharapkan apapun/pamrih.
Bisakah kita? Bisakah kita ’sehebat’ itu? Dapatkah teori demi teori itu diterapkan?
Anda menjawabnya satu kata : sulit. Betul sekali. Anda betul. Akan terasa sangat sulit. Saya pun merasakan bahwa hal tersebut merupakah hal yang kompleks. Akan tetapi bukan berarti tidak bisa. Ada orang yang bisa. Bahkan banyak orang. Dan ingat, orang-orang tersebut menjadi orang yang sukses dan berhasil. Itu nyata. Kisahnya dipublikasikan dimana-dimana. Kita dapat menyaksikannya di televisi atau membacanya dalam berbagai judul buku. Nama mereka diabadikan dalam suatu masa. Bahkan sepanjang masa. Perbuatan dan ucapan mereka dihargai dan berdedikasi. Cerita tentang mereka membuat kita terharu. Karena mereka berjuang untuk itu dan berkorban karenanya. Bahwa hasil yang besar pada kenyataannya mebutuhkan pengorbanan yang besar pula. Kita harus akui itu. Sekarang masalahnya, maukah kita berkorban? Maukah, dalam hati kecil kita, meraih secercah dari kegemilangan itu? Demi cita-cita dan harapan. Karena semua orang punya cita-cita. Pantaskah cita-cita itu diperjuangkan? Anda sendiri yang mampu menjawabnya Kini, tergantung dari sudut mana kita memandang.
Saya rasa tidak masalah untuk sedikit naif akan kemajuan, dimana sekeliling kita sudah merasa tidak peduli lagi dan cenderung untuk skeptis. Tidak juga harus pusing untuk over percaya diri, diantara sekian banyak sikap pesimistis yang tidak pada tempatnya untuk itu. Namun yang pasti, kita harus terbuka dan reflektif akan setiap perubahan dan kemajuan. Karena bila tidak, pada saatnya kita akan tertinggal . Dan akhirnya terlupakan. ~~~

0 comments:

Belajar Blog Untuk Pemula

Tukeran Link yuk.....

GetStudy
caranya mudah : copy kode dibawah ini dan masukkan diblog sobat hasilnya seperi diatas....

my friend's blog link

all friends

threeD Band

threeD Band